Rabu, 04 Februari 2015

Kapuk Randu

Kapuk Randu
KAPUK RANDU


Spesies : Ceiba pentandra Gaertn.
Nama Inggris : Kapok, (white) silk-cotton tree
Nama Indonesia : Kapuk

Deskripsi :
Merupakan pohon dengan tinggi mencapai 70 m. Akar menyebar horizontal, di permukaan tanah. Batang dengan atau tanpa cabang, kadang-kadang berduri. Daun majemuk, berseling; memanjang - lanset, gundul. Bunga bisexual; kelopak menggenta, di bagian luar gundul; mahkota bunga memanjang-bulat telur terbalik, bersatu pada pangkal, biasanya berwarna putih kotor dengan bau seperti susu, di bagian dalam gundul dan di bagian luar berambut lebat seperti sutra; benang sari bersatu pada pangkal dalam kolom staminal, kepala sari bergelung atau seperti ginjal. Buah ketika masak berubah menjadi coklat, dengan banyak biji. Biji bulat telur, coklat tua, putih, kuning muda atau berwarna seperti sutra.

Distribusi/Penyebaran :
Asal dan penyebaran geografi Kapuk adalah Amerika Tropik. Dari sana meyebar ke Afrika, sepanjang pantai barat dari Senegal ke Angola. Tanaman ini dibawa dari Afrika ke Asia untuk dibudidayakan. Kapuk terlukis di relief Jawa sejak 1000 Setelah Masehi. Kini, tanaman ini dibudidayakan di seluruh daerah tropik, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Thailand.

Habitat :
Kapok tumbuh bagus pada ketinggian di bawah 500 m. Temperatur malam hari di bawah 17°C. Untuk hasil bagus, tumbuh baik pada 20°N dan 20°S. Kapok menyukai curah hujan yang melimpah selama periode vegetatatif dan lebih kering pada periode berbunga dan berbuah. Curah hujan sebaiknya sekitar 1500 mm per tahun. Periode kering tidak lebih dari 4 bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm per bulan, dan dalam periode ini, total curah hujan 150—300 mm. Di daerah yang lebih kering, persediaan air terdapat di dalam tanah. Di delta Mekong (Vietnam), dimana curah hujan tidak mencukupi, kapok tumbuh bagus di sepanjang sungai. Untuk hasil yang bagus, tanaman ini sebaiknya ditanam di tanah yang bagus, di Indonesia ditanam di tanah lempung vulkanik. Pohon ini mudah rusak oleh angin yang kuat. di Indonesia, daerah datar di sepanjang sisi jalan dan sungai dipilih untuk penanaman tanaman ini, selama lokasi tersebut cukup sinar matahari dan pengairan. Di Jawa dan Sulawesi kapok juga ditanam di lereng pegunungan..

Perbanyakan :
Kapuk diperbanyak dengan biji atau stek. Biji disebarkan dalam garis semai 25—30 cm. Jika tanah tidak subur, harus disiapkan 10 hari sebelum biji ditebarkan. Ketika tanaman muda mencapai tinggi 12—15 cm, mereka dapat diletakkan di bawah cahaya matahari penuh. Tanaman yang tidak menerima banyak sinar matahari tumbuh tinggi dan kurus. Tanaman muda ditanam di ladang ketika berumur 8—10 bulan. Metode lain adalah dengan menaburkan biji langsung ke ladang yang telah dibersihkan. 3 biji ditaburkan setioap lubang dan sekitar 2 - 3 bulan berikutnya, seedling dijarangkan menjadi satu per lubang. Kapuk mudah diperbanyak dengan stek, diameter 5—8 cm dan panjang 1.2—1.8 m, dari kayu yang berumur 2—3 tahun. Stek diambil dari cabang yang tegak. Pohon ditanam dari biji lebih baik daripada yang dari stek, tetapi berkembang lebih lambat dan tidak terjadi persilangan. Kemudian sekarang di Indonesia direkomendasikan bahwa kecambah diokulasikan pada pohon dari klon dengan hasil panen yang tinggi. Okulasi dilakukan pada permulaan musim hujan dan kecambah yang telah diokulasi ditanam di ladang ketika kuncup tumbuh menjadi tunas sepanjang 1 m. Dalam penanaman komersial di Jawa, kapok ditanam dengan jarak 8 - 12 m.; Di Asia Tenggara, pohon kapuk ditanam di sekitar desa, di lahan petani atau di penanaman komersial. Tanaman ini juga ditanam di sepanjang jalan dan di sekeliling ladang. Di Jawa, kapuk sangat jarang ditanam sebagai tanaman yang diperjualbelikan. Tanaman ini digabungkan dengan bermacam-macam tanaman, seperti ketela pohon (Manihot esculenta Crantz), kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan turmeric (Curcuma longa L.). Di Kamboja digabungkan dengan tanaman satu tahunan seperti jagung, kapas dan kedelai selama 2—3 tahun pertama setelah penanaman pohon. Beberapa penanaman di Jawa Timur menyarankan untuk menanam jagung dan kedelai di bawah pohon pada waktu musim hujan.

Manfaat tumbuhan :

Buah Ceiba pentandra merupakan sumber serat, digunakan untuk bahan dasar matras, bantal, hiasan dinding, pakaian pelindung dan penahan panas dan suara. Tali pinggang untuk menolong orang yang tenggelam ("lifebelts") dan jaket penolong ("life-jackets") dibuat dari serat kapuk, tetapi hanya efektif ketika tidak ada minyak didalam air. Selama Perang Dunia Kedua banyak orang tenggelam karena jaket penolong mereka kehilangan daya mengapungnya; sekarang digunakan bahan sintetik. Di Jawa, plasenta dihancurkan untuk memproduksi serat kapuk kualitas sekunder untuk membuat matras yang lebih murah dan sebagai penyerap air laut yang terkontaminasi minyak. Bahan plasenta juga digunakan untuk mengkultur jamur. Kulit buah sebagai pengganti bahan kertas untuk pembuatan kertas di Jawa.; Kulit kaya akan potasium dan abu yang dapat digunakan sebagai pupuk. Mereka juga digunakan untuk membuat baking soda dan sabun. Kulit kering digunakan sebagai bahan bakar. Biji mengandung minyak yang digunakan dalam industri sabun sebagai pelumas dan minyak lampu, oleh sebab itu dapat dipakai sebagai bahan baku energi. Minyak juga digunakan untuk campuran minyak goreng, tetapi tidak disarankan untuk alasan kesehatan. Residu pembuatan kue digunakan sebagai makanan binatang. Di Indonesia dan Malaysia biji dimakan, tetapi hanya dalam jumlah sedikit karena akan mengganggu pencernaan. Daun muda dimakan sebagai sayuran di Filipina, bunga dan buah muda dimakan di Thailand, dan polong yang masih sangat muda dimakan di Jawa. Daun digunakan sebagai makanan ternak dan untuk memperbaiki tanah. Kayunya digunakan untuk pembuatan kertas, pintu, furniture, kotak dan mainan. Bunganya merupakan sumber madu yang bagus. Di banyak lokasi, kapuk ditanam untuk reforestasi, konservasi air dan untuk mensupply kayu bakar juga untuk pembuatan pagar. Dalam pengobatan tradisional di seluruh Asia Tenggara, daun digunakan untuk mengobati demam, batuk, serak, dan penyakit lainnya. Kulit kayu diyakini sebgai diuretic dan astringent juga digunakan dalam mengobati demam, asma, gonorrhoea dan diare. Akarnya diyakini sebagai diuretic dan febrifuge. Di India rebusan akar digunakan untuk mengobati disentri kronik dan penyakit cacing. Suku Maya dan Aztec di Amerika Tengah dan Selatan meyakini bahwa pohon kapuk adalah keramat; ukuran dan statusnya diyakini mereka sebagai penghubung antara bumi dan lam semesta. Pohon kapuk masih dianggap keramat oleh orang-orang di beberapa bagian di dunia. Prospek kapok sangat tinggi dalam perdagangan internasional walaupun sangat terbatas, di Asia Tenggara kapok merupakan pohon yang serba guna untuk pemanfaatan lokal seperti seratnya, pohon untuk rehabilitasi, sebagai bahan baku energi dan pohon peneduh. Jika pemuliaan dilakukan, sebaiknya diarahkan pada konsumen lokal. Reff: http://www.indonesianchm.or.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar