Kapuk Randu
KAPUK RANDU
Spesies : Ceiba pentandra Gaertn.
Nama Inggris : Kapok,
(white) silk-cotton tree
Nama Indonesia : Kapuk
Deskripsi :
Merupakan pohon dengan
tinggi mencapai 70 m. Akar menyebar horizontal, di permukaan tanah. Batang
dengan atau tanpa cabang, kadang-kadang berduri. Daun majemuk, berseling;
memanjang - lanset, gundul. Bunga bisexual; kelopak menggenta, di bagian luar
gundul; mahkota bunga memanjang-bulat telur terbalik, bersatu pada pangkal,
biasanya berwarna putih kotor dengan bau seperti susu, di bagian dalam gundul
dan di bagian luar berambut lebat seperti sutra; benang sari bersatu pada
pangkal dalam kolom staminal, kepala sari bergelung atau seperti ginjal. Buah
ketika masak berubah menjadi coklat, dengan banyak biji. Biji bulat telur,
coklat tua, putih, kuning muda atau berwarna seperti sutra.
Distribusi/Penyebaran :
Asal dan penyebaran
geografi Kapuk adalah Amerika Tropik. Dari sana meyebar ke Afrika, sepanjang
pantai barat dari Senegal ke Angola. Tanaman ini dibawa dari Afrika ke Asia
untuk dibudidayakan. Kapuk terlukis di relief Jawa sejak 1000 Setelah Masehi.
Kini, tanaman ini dibudidayakan di seluruh daerah tropik, terutama di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia dan Thailand.
Habitat :
Kapok tumbuh bagus pada
ketinggian di bawah 500 m. Temperatur malam hari di bawah 17°C. Untuk hasil
bagus, tumbuh baik pada 20°N dan 20°S. Kapok menyukai curah hujan yang melimpah
selama periode vegetatatif dan lebih kering pada periode berbunga dan berbuah.
Curah hujan sebaiknya sekitar 1500 mm per tahun. Periode kering tidak lebih
dari 4 bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm per bulan, dan dalam periode
ini, total curah hujan 150—300 mm. Di daerah yang lebih kering, persediaan air
terdapat di dalam tanah. Di delta Mekong (Vietnam), dimana curah hujan tidak
mencukupi, kapok tumbuh bagus di sepanjang sungai. Untuk hasil yang bagus,
tanaman ini sebaiknya ditanam di tanah yang bagus, di Indonesia ditanam di tanah
lempung vulkanik. Pohon ini mudah rusak oleh angin yang kuat. di Indonesia,
daerah datar di sepanjang sisi jalan dan sungai dipilih untuk penanaman tanaman
ini, selama lokasi tersebut cukup sinar matahari dan pengairan. Di Jawa dan
Sulawesi kapok juga ditanam di lereng pegunungan..
Perbanyakan :
Kapuk diperbanyak dengan
biji atau stek. Biji disebarkan dalam garis semai 25—30 cm. Jika tanah tidak
subur, harus disiapkan 10 hari sebelum biji ditebarkan. Ketika tanaman muda
mencapai tinggi 12—15 cm, mereka dapat diletakkan di bawah cahaya matahari
penuh. Tanaman yang tidak menerima banyak sinar matahari tumbuh tinggi dan
kurus. Tanaman muda ditanam di ladang ketika berumur 8—10 bulan. Metode lain
adalah dengan menaburkan biji langsung ke ladang yang telah dibersihkan. 3 biji
ditaburkan setioap lubang dan sekitar 2 - 3 bulan berikutnya, seedling
dijarangkan menjadi satu per lubang. Kapuk mudah diperbanyak dengan stek,
diameter 5—8 cm dan panjang 1.2—1.8 m, dari kayu yang berumur 2—3 tahun. Stek
diambil dari cabang yang tegak. Pohon ditanam dari biji lebih baik daripada
yang dari stek, tetapi berkembang lebih lambat dan tidak terjadi persilangan.
Kemudian sekarang di Indonesia direkomendasikan bahwa kecambah diokulasikan
pada pohon dari klon dengan hasil panen yang tinggi. Okulasi dilakukan pada
permulaan musim hujan dan kecambah yang telah diokulasi ditanam di ladang
ketika kuncup tumbuh menjadi tunas sepanjang 1 m. Dalam penanaman komersial di
Jawa, kapok ditanam dengan jarak 8 - 12 m.; Di Asia Tenggara, pohon kapuk
ditanam di sekitar desa, di lahan petani atau di penanaman komersial. Tanaman
ini juga ditanam di sepanjang jalan dan di sekeliling ladang. Di Jawa, kapuk
sangat jarang ditanam sebagai tanaman yang diperjualbelikan. Tanaman ini
digabungkan dengan bermacam-macam tanaman, seperti ketela pohon (Manihot
esculenta Crantz), kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan turmeric (Curcuma
longa L.). Di Kamboja digabungkan dengan tanaman satu tahunan seperti jagung,
kapas dan kedelai selama 2—3 tahun pertama setelah penanaman pohon. Beberapa
penanaman di Jawa Timur menyarankan untuk menanam jagung dan kedelai di bawah
pohon pada waktu musim hujan.
Manfaat tumbuhan :
Buah Ceiba
pentandra merupakan sumber serat, digunakan untuk bahan dasar matras, bantal,
hiasan dinding, pakaian pelindung dan penahan panas dan suara. Tali pinggang
untuk menolong orang yang tenggelam ("lifebelts") dan jaket penolong
("life-jackets") dibuat dari serat kapuk, tetapi hanya efektif ketika
tidak ada minyak didalam air. Selama Perang Dunia Kedua banyak orang tenggelam
karena jaket penolong mereka kehilangan daya mengapungnya; sekarang digunakan
bahan sintetik. Di Jawa, plasenta dihancurkan untuk memproduksi serat kapuk
kualitas sekunder untuk membuat matras yang lebih murah dan sebagai penyerap
air laut yang terkontaminasi minyak. Bahan plasenta juga digunakan untuk
mengkultur jamur. Kulit buah sebagai pengganti bahan kertas untuk pembuatan
kertas di Jawa.; Kulit kaya akan potasium dan abu yang dapat digunakan sebagai
pupuk. Mereka juga digunakan untuk membuat baking soda dan sabun. Kulit kering
digunakan sebagai bahan bakar. Biji mengandung minyak yang digunakan dalam
industri sabun sebagai pelumas dan minyak lampu, oleh sebab itu dapat dipakai
sebagai bahan baku energi. Minyak juga digunakan untuk campuran minyak goreng,
tetapi tidak disarankan untuk alasan kesehatan. Residu pembuatan kue digunakan
sebagai makanan binatang. Di Indonesia dan Malaysia biji dimakan, tetapi hanya
dalam jumlah sedikit karena akan mengganggu pencernaan. Daun muda dimakan
sebagai sayuran di Filipina, bunga dan buah muda dimakan di Thailand, dan
polong yang masih sangat muda dimakan di Jawa. Daun digunakan sebagai makanan
ternak dan untuk memperbaiki tanah. Kayunya digunakan untuk pembuatan kertas,
pintu, furniture, kotak dan mainan. Bunganya merupakan sumber madu yang bagus.
Di banyak lokasi, kapuk ditanam untuk reforestasi, konservasi air dan untuk
mensupply kayu bakar juga untuk pembuatan pagar. Dalam pengobatan tradisional
di seluruh Asia Tenggara, daun digunakan untuk mengobati demam, batuk, serak,
dan penyakit lainnya. Kulit kayu diyakini sebgai diuretic dan astringent juga
digunakan dalam mengobati demam, asma, gonorrhoea dan diare. Akarnya diyakini
sebagai diuretic dan febrifuge. Di India rebusan akar digunakan untuk mengobati
disentri kronik dan penyakit cacing. Suku Maya dan Aztec di Amerika Tengah dan
Selatan meyakini bahwa pohon kapuk adalah keramat; ukuran dan statusnya
diyakini mereka sebagai penghubung antara bumi dan lam semesta. Pohon kapuk
masih dianggap keramat oleh orang-orang di beberapa bagian di dunia. Prospek
kapok sangat tinggi dalam perdagangan internasional walaupun sangat terbatas,
di Asia Tenggara kapok merupakan pohon yang serba guna untuk pemanfaatan lokal
seperti seratnya, pohon untuk rehabilitasi, sebagai bahan baku energi dan pohon
peneduh. Jika pemuliaan dilakukan, sebaiknya diarahkan pada konsumen lokal.
Reff: http://www.indonesianchm.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar